Langsung ke konten utama

Cobaan itu nikmat



Layaknya manusia di usia remaja, yang belum terbiasa menghadapi cobaan yang datang bergantian, aku mudah berkeluh kesah. Sulitnya melatih mental dan emosional agar tetap terjaga dalam takaran normal membuatku mudah sekali meluapkan seluruh kekalutan jiwa ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.

Kisahku mungkin tak serumit kisah yang anda atau kalian miliki, tapi menghadapi persoalan ini sungguh tak semudah seperti apa yang terbayangkan.

Terbaring lemah dengan setumpuk beban yang luar biasa berat, kini menjadi pembatas antara aku dan keleluasaan. Kebebasan kini seolah sirna dengan hadirnya tanggung jawab dan berbagai persoalan yang harus segera aku selesaikan. Kenyamanan dan ketentraman hidup berbanding terbalik karena keterbatasanku memainkan peran sebagai seorang yang bernyali untuk menghadapi apa yang sengaja aku hadirkan. Kekhawatiran dan kegamangan terus saja menghantuiku, mendorongku untuk menilai bahwa aku orang yang tidak berdaya dan tidak bisa apa-apa.

Aku benci waktu luang, dia membuatku tidak nyaman dan tidak pernah tenang. Saat aku mencoba mengistirahatkan fikiran, yang ada hanya gangguan dan desakan dari dalam yang ingin agar aku terus bergerak agar semuanya cepat selesai.

Aku rindu jiwa yang tentram, rindu pada hidup yang tidak menuntutku untuk banyak berbuat.

Hey, bangunlah!!

Aku bukanlah satu-satunya makhluk yang hidup di dunia, ada milyaran bahkan trilyunan umat manusia yang sejenis denganku dan tentu mereka pun memiliki beban dan nikmat hidupnya masing-masing. Bahkan bila aku beruntung, akan aku temui mereka yang lebih besar cobaannya, yang lebih sulit kehidupannya, agar aku mampu berkaca dan tidak memandang seolah aku orang yang paling tragis. Dari mereka aku harus banyak belajar, dibalik keterbatasan ada sabar yang luar biasa dengan senyuman yang terpancar ikhlas. Hidup baginya adalah kenikmatan, cobaan sebagai arena agar lebih dekat dengan Tuhan.

Berhentilah menganggap diri paling tidak berdaya, kerapuhan berpikirku justru membuatku semakin tidak bernilai. Ingatlah Allah, mengadulah kepadaNya, berkeluh kesahlah sepuasnya, lalu mintalah rahmatNya agar semua beban dimudahkan.

Allahku Maha Baik, dan aku harus sadar akan hal itu. Tak pernah ada yang sia-sia dari rencanaNya.

Malulah ketika aku dapati jiwa dan raga yang sering tidak bersyukur, berhentilah melihat sisi hitam, sadarlah bahwa Allah yang senantiasa menemani langkah dan perjuangan. Allah yang selalu ada, Allah yang Maha Pemaaf dan selalu menerima taubat meski sering hambaNya membangkang lagi dan lagi.

Dunia ini fana, dibalik ujian aku tau ada Nikmat Allah yang tidak ada bandingannya. Dunia bukan tujuan, hanya persinggahan yang kelak akan aku tinggalkan, pasti.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYA | KESELARASAN JAMPÉ UBAR HATÉ DENGAN HADIST NABI (tentang kuatnya doa orang yang teraniaya)

Oleh: Heni Meliyanawati Tahukah anda bahwa Desa Ciparakan yang terletak di Kecamatan  Kalipucang, Pangandaran  merupakan gudangnya ilmu  mantra ?  Di desa ini  berbagai jenis  mantra  mudah sekali ditemukan dan ternyata masyarakatnya pun masih menggunakan  mantra dalam kehidupannya sehari-hari. M ulai  dari mantra yang digunakan untuk memulai suatu pekerjaan ( Jangjawokan ), mantra untuk menyembuhkan penyakit ( Jampé ), mantra dalam urusan menguasai jiwa yang lain ( Asihan ), mantra agar memiliki kekuatan ( Ajian ), mantra agar tidak diganggu oleh bangsa jin ( Singlar ), dan mantra yang digunakan untuk keselamatan ( Rajah ). Mantra sebagai salah satu karya sastra puisi  buhun  (kuno) lahir dalam masyarakat Sunda primitif. Menurut  Hauser (dalam Faruk, 2013:12), kesusastraan zaman primitif ini terbagi menjadi dua, yakni ketika masyarakat masih dalam pola produksi sebagai masyarakat berburu, misalnya, seni cenderung m...

NHW #6 Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal | Heni Meliyanawati

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Apa kabar pembaca yang budiman? Gak kerasa ya sudah hari Minggu lagi, dan seperti biasa, di hari Minggu malam ini adalah jadwal saya untuk merampungkan Nice Homework saya untuk program matrikulasi batch 7 di Institut Ibu Profesional.  Di NHW kali ini, saya belajar tentang cara menjadi manager keluarga yang handal. Bisa dibilang NHW kali ini adalah NHW yang paling saya favoritkan, kenapa ? Karena saya menjadi tahu tugas spesifik menjadi ibu itu seperti apa, dan NHW kali ini bisa membantu saya untuk menyusun kegiatan sehari-hari agar lebih terstruktur dan bisa lebih fokus ke pekerjaan yang harus diprioritaskan, hampir mirip dengan NHW #2 ya. Namun sebelum ke bagian inti, tidak seperti biasanya, saya ingin berbagi materi yang telah disusun oleh tim matrikulasi IIP batch 7 mengenai IBU MANAGER KELUARGA HANDAL. Selamat membaca! *Motivasi Bekerja Ibu* Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu ...

SALAH ASIH

Iwal ti Pangeran, hirup kuring saha deui nu nyaho. Kamari kuring bungah asa pangbungahna saalam dunya, ayeuna kuring nyungkelit sorangan nurub diri ku batin kaleungitan. Naha ngan sajorélat? Tali asih anu ku kuring dipiharep bakal manjang geuning ngan nyésakeun bangkarakna, naha manéhna bet téga? Ninggalkeun kuring ngan ukur mekelan kasedih. Haté peupeus harepan pupus, geuning manéhna leuwih milih nu lian, rarasaan mah kurang kumaha kuring méré kanyaah keur manéhna, teu ingeteun kitu kana janjina baheula, ongkoh rék mikaasih najan loba nu leuwih, saeutik gé ceunah moal kagoda ku napsu dunya. Ras Inget kajadian saminggu kamari basa manéhna kapanggih ku kuring keur bobogohan jeung nu séjén, ku téga Amir salingkuh jeung babaturan sorangan. Mirna saruana, hianat ka kuring nu geus jadi babaturanana ti leuleutik. Hanjakal harita bet kudu ditepungkeun, niatna mah ngarah wanoh, geuning ngadon jadi mamala. Najan kuring narima basa manéhna ménta pepegatan, angger ari kasedih mah teu bisa nah...