Langsung ke konten utama

Keselarasan Jampé Ubar Haté dengan Hadits Nabi


(tentang kuatnya do’a manusia yang teraniaya)


Tahukah anda bahwa Desa Ciparakan yang terletak di Kecamatan Kalipucang merupakan gudangnya ilmu pelet? Di Desa Ciparakan berbagai jenis ilmu pelet mudah sekali ditemukan dan ternyata masyarakatnya pun masih menggunakan ilmu pelet sebagai kebutuhan dalam berbagai bidang, mulai dari pengaplikasiannya dalam bidang pertanian, kesehatan, perdagangan, bahkan percintaan.

Namun, Tabu dan kontradiktif, bertentangan dengan agama karena menyekutukan Tuhan, itulah anggapan negatif sebagian masyarakat kita terhadap ilmu pelet. Padahal tidak semua ilmu pelet yang termasuk jenis seni tradisi lisan yang hidup berkelanjutan di tengah masyarakat Sunda ini bisa digeneralisasi ke dalam satu anggapan. Nyatanya, pada jampé Ubar Haté (terj: obat sakit hati), sebagai salah satu jenis ilmu pélét yang ditemukan tim peneliti pada saat KKL 2016 ini terdapat banyak sekali keunikan, baik dalam segi bahasa yang digunakan dan syarat yang harus dipenuhi yang berkesusaian dengan ajaran agama Islam.

Perlu kita ketahui bahwa Jampé Ubar haté digunakan untuk menyembuhkan hati yang lara karena merasa disakiti oleh lawan jenis. Jampé ini akan berfungsi apabila keadaan pemakainya memang dalam keadaan terpuruk karena perlakuan orang yang dituju sangat menyakitkan hati, seperti menghina, berkata kasar, atau bahkan sampai melakukan kekerasan secara fisik, dan jampé Ubar haté tidak akan berfungsi apabila pemakainya tidak mengalami perlakuan apa-apa.

Apabila kita bandingkan jampé ubar haté dengan berbagai hadits Nabi tentang kuatnya do’a orang yang teraniaya, hal tersebut sungguh tidak ada pertentangan. Dalam pemaknaan hadits yang menerangkan bahwa “tidak ada penghalang do’a orang yang teraniaya dengan Allah… (H.R Muttafaq ‘alaih), meski Allah SWT melarang kita mendo’akan keburukan terhadap orang lain, namun khusus bagi orang yang teraniaya Allah SWT membolehkannya, jadi saat orang yang teraniaya mendo’akan yang menyakitinya agar ditimpa musibah, Allah SWT akan mengabulkannya. Maka penting sekali untuk kita berhati-hati memperlakukan sesama manusia, jangan sampai sikap kita justru menyakiti sehingga dia mendoakan hal-hal yang tidak baik dan justru akan membuat kita sendiri yang teraniaya.

Wajar saja bukan apabila jampé yang digunakan terbukti ampuh apabila syaratnya terpenuhi karena Nabi pun menyebutkan bahwa tidak ada penghalang do’a orang yang didzalimi dengan Tuhannya.

Alasan kedua yang memperkuat tentang jampé yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam adalah terletak pada pembukaan jampé ubar haté yang diawali dengan pengucapan lafadz Basmallah.

Bismillahirrahmanirrahim
Rup kurung rap kurincang
Di kandung dibawa nangtung
Di kundang dibawa leumpang
Sangkomara datang...

            Dalam kepercayaan umat Islam, fungsi dari kalimat basmallah sangatlah penting. Sebelum kita melakukan pekerjaan dianjurkan untuk membaca basmallah dengan harapan agar Allah SWT memberikan kemudahan dan keridhoan Allah SWT. Disadari atau tidak, bahwa pengucapan basmallah adalah bukti kepasrahan kita terhadap berbagai hal yang kita kerjakan. Pada hakikatnya kita telah berikrar kepada Allah SWT sebagai pemegang kehidupan bahwa kehendak-Nya di atas segala-galanya.

            Lalu, masih berlaku kah anggapan negatif masyarakat terhadap jampé warisan karuhun ini jika ternyata dalam bagiannya selaras dengan ajaran agama Islam? Jadilah manusia yang bijak, jangan menilai sesuatu yang tidak kita pahami. Telusuri, pelajari, dan maknailah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYA | KESELARASAN JAMPÉ UBAR HATÉ DENGAN HADIST NABI (tentang kuatnya doa orang yang teraniaya)

Oleh: Heni Meliyanawati Tahukah anda bahwa Desa Ciparakan yang terletak di Kecamatan  Kalipucang, Pangandaran  merupakan gudangnya ilmu  mantra ?  Di desa ini  berbagai jenis  mantra  mudah sekali ditemukan dan ternyata masyarakatnya pun masih menggunakan  mantra dalam kehidupannya sehari-hari. M ulai  dari mantra yang digunakan untuk memulai suatu pekerjaan ( Jangjawokan ), mantra untuk menyembuhkan penyakit ( Jampé ), mantra dalam urusan menguasai jiwa yang lain ( Asihan ), mantra agar memiliki kekuatan ( Ajian ), mantra agar tidak diganggu oleh bangsa jin ( Singlar ), dan mantra yang digunakan untuk keselamatan ( Rajah ). Mantra sebagai salah satu karya sastra puisi  buhun  (kuno) lahir dalam masyarakat Sunda primitif. Menurut  Hauser (dalam Faruk, 2013:12), kesusastraan zaman primitif ini terbagi menjadi dua, yakni ketika masyarakat masih dalam pola produksi sebagai masyarakat berburu, misalnya, seni cenderung m...

NHW #6 Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal | Heni Meliyanawati

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Apa kabar pembaca yang budiman? Gak kerasa ya sudah hari Minggu lagi, dan seperti biasa, di hari Minggu malam ini adalah jadwal saya untuk merampungkan Nice Homework saya untuk program matrikulasi batch 7 di Institut Ibu Profesional.  Di NHW kali ini, saya belajar tentang cara menjadi manager keluarga yang handal. Bisa dibilang NHW kali ini adalah NHW yang paling saya favoritkan, kenapa ? Karena saya menjadi tahu tugas spesifik menjadi ibu itu seperti apa, dan NHW kali ini bisa membantu saya untuk menyusun kegiatan sehari-hari agar lebih terstruktur dan bisa lebih fokus ke pekerjaan yang harus diprioritaskan, hampir mirip dengan NHW #2 ya. Namun sebelum ke bagian inti, tidak seperti biasanya, saya ingin berbagi materi yang telah disusun oleh tim matrikulasi IIP batch 7 mengenai IBU MANAGER KELUARGA HANDAL. Selamat membaca! *Motivasi Bekerja Ibu* Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu ...

SALAH ASIH

Iwal ti Pangeran, hirup kuring saha deui nu nyaho. Kamari kuring bungah asa pangbungahna saalam dunya, ayeuna kuring nyungkelit sorangan nurub diri ku batin kaleungitan. Naha ngan sajorélat? Tali asih anu ku kuring dipiharep bakal manjang geuning ngan nyésakeun bangkarakna, naha manéhna bet téga? Ninggalkeun kuring ngan ukur mekelan kasedih. Haté peupeus harepan pupus, geuning manéhna leuwih milih nu lian, rarasaan mah kurang kumaha kuring méré kanyaah keur manéhna, teu ingeteun kitu kana janjina baheula, ongkoh rék mikaasih najan loba nu leuwih, saeutik gé ceunah moal kagoda ku napsu dunya. Ras Inget kajadian saminggu kamari basa manéhna kapanggih ku kuring keur bobogohan jeung nu séjén, ku téga Amir salingkuh jeung babaturan sorangan. Mirna saruana, hianat ka kuring nu geus jadi babaturanana ti leuleutik. Hanjakal harita bet kudu ditepungkeun, niatna mah ngarah wanoh, geuning ngadon jadi mamala. Najan kuring narima basa manéhna ménta pepegatan, angger ari kasedih mah teu bisa nah...