Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Apa kabar pembaca yang budiman? Gak kerasa ya sudah
hari Minggu lagi, dan seperti biasa, di hari Minggu malam ini adalah jadwal
saya untuk merampungkan Nice Homework saya
untuk program matrikulasi batch 7 di Institut Ibu Profesional.
Di NHW kali ini, saya belajar tentang cara menjadi
manager keluarga yang handal. Bisa dibilang NHW kali ini adalah NHW yang paling
saya favoritkan, kenapa? Karena saya
menjadi tahu tugas spesifik menjadi ibu itu seperti apa, dan NHW kali ini bisa
membantu saya untuk menyusun kegiatan sehari-hari agar lebih terstruktur dan
bisa lebih fokus ke pekerjaan yang harus diprioritaskan, hampir mirip dengan NHW
#2 ya.
Namun sebelum ke bagian inti, tidak seperti biasanya, saya ingin berbagi
materi yang telah disusun oleh tim matrikulasi IIP batch 7 mengenai IBU MANAGER
KELUARGA HANDAL.
Selamat
membaca!
*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar
untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan ibu bekerja adalah sebutan
untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas,
sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja, yang wajib professional menjalankan
aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu
syarat yang sama, yaitu kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga
kita, kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas
dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah
domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan rumah bersama
anak-anak. Anda yang ibu bekerja di ranah public, tidak akan menjadikan bekerja
di public itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.
Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi
kita bekerja di rumah?
- Apakah masih “ASAL KERJA”, menggugurkan kewajiban saja?
- Apakah didasari sebuah “KOMPETISI”, sehingga selalu ingin bersaing dengan keluarga lain?
- Apakah karena “PANGGILAN HATI”, sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action
kita dalam menangani urusan rumah tangga.
- Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
- Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
- Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI”, maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.
*Ibu manajer keluarga*
Peran ibu sejatinya adalah
seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita “saya manager keluarga”,
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
- Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga. (Siapa sih yang tidak senang melihat perempuan yang bersih dan rapi apalagi wangi? Apalagi suami yang tiap hari dimanjakan oleh penampilan istrinya yang cantik, bisa jatuh cinta tiap hari dengan perasaan yang sama saat awal jumpa itu mah :D)
- Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kerjakan baik di rumah maupun di ranah public, patuhi.
- Buatlah skala prioritas
- Bangun komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
*menangani kompleksitas tantangan*
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan,
baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang
perlu kita praktekkan, yaitu:
- PUT FIRST THINGS FIRST
- Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang
pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami (kalau bagi saya beda lagi, berhubung saya
belum berkeluarga, untuk saat ini yang utama dan pertama adalah orangtua dan
anak didik saya di sekolah).
-Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas
anda hari ini- aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder
kegiatan kita.
- ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time? –lakukan setahap demi
setahap- lakukan sekarang- pantang menunda dan menumpuk pekerjaan.
- DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu
ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga juta, ingat anda
adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi
anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lan patuh pada aturan anda.
Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakanlagi-ditingkatkanlagi-begitu
seterusnya. Karena pendidikan anak adalah dsar utama aktivitas seorang ibu,
maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini,
usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah
pilihan paling akhir.
*perkembangan peran*
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan
kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
- Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka
kita perlu meningkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga
sekarang bisa menjadi "manajer keuangan keluarga."
- Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Namun masih sekedar menggugurkan kewajiban saja - bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak, yang akhirnya membuat kita jenuh di dapur.
Mari
kita perlu cari ilmu tentang manajer gizi keluarga dan terjadilah perubahan
peran
- Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu-ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
mari
kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran diri kita
menjadi “manajer pendidikan anak”. Anak-anakpun bisa semakin bahagia karena
mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur
formal.
- Cari peran apalagi, tingkatkan lagi,….dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di
ranah public maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk
meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun. Akhirnya yang muncul adalah
kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan
kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih,
tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari
hari ke hari dan tahun ke tahun.
*NHW #6 Belajar menjadi manajer keluarga handal*
belajar menjadi manager keluarga yang handal adalah salahsatu cara untuk mempermudah menemukan peran hidup saya ketika nanti berkeluarga, yakni ketika mendampingi suami dan anak-anak.
namun, ada beberapa hal yang kadang mengganggu proses saya menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS. menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat saya merasa sibuk, sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri. maka saya mencoba mengikuti tahapan-tahapan berikut agar tidak lagi terfokus ke hal-hal yang kurang bermanfaat.
- tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting.
bercermin dari rutinitas saya saat ini, 3 aktivitas yang paling penting adalah:
1. BERIBADAH MENURUT TATACARA ISLAM- saya meyakini bahwa ketenangan hidup tergantung dari seberapa dekat kita dengan Allah SWT. sebagai makhluk yang beriman kepada hari akhir, semua yang kita lakukan di dunia pasti akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, untuk itu saya berusaha sedapat mungkin agar menunaikan kewajiban saya yang ingin mendapat ridho-Nya untuk kehidupan saya di dunia dan akhirat.
2. MENGAJAR DI SEKOLAH- Allah SWT memberikan saya kesempatan untuk terus belajar melalui profesi sebagai seorang guru, dan mengajar menjadi rutinitas yang paling penting untuk saat ini. menjadi guru awalnya memang terasa berat, sampai kemudian saya terus memperbaharui niat saya dan mulai melihat ke sisi positifnya, selain bisa membersamai murid mengejar mimpi-mimpinya, menjadi guru juga saya jadikan sebagai ajang latihan agar sabar mendidik dan terus berfikir kreatif untuk menemukan cara baru dalam mengajar agar tidak bosan, hal ini akan sangat bermanfaat sekali jika kelak saya diamanahi untuk mendidik anak kandung saya sendiri.
3. SELF DEVELOPMENT (MEMBACA BUKU DAN MEMPELAJARI HAL-HAL BARU)- bagi saya membaca buku adalah aktivitas yang menyenangkan walaupun saya tidak bisa bertahan lama dalam membaca buku, apalagi kalau ada handphone di sampingnya, waahh sekali bergetar bisa langsung mengalihkan duniaku dalam sekejap :D tapi saya selalu berusaha agar terus mengupgrade diri saya melalui buku. selain buku, sumber bacaan lain yang senang saya baca adalah artikel yang dengan mudah saya dapatkan di mbah gugel.
untuk 3 aktivitas yang paling tidak penting dalam kehidupan saya adalah:
1. TERLALU SERING BERSELANCAR DI SOSIAL MEDIA- membuka beberapa socmed seperti IG, Facebook, dan twitter, saya jadikan sebagai cara melepas penat setelah seharian berinteraksi di dunia nyata. namun, tanpa pembatas yang jelas, seringkali saya menghabiskan waktu hanya untuk membuka satu socmed lalu pindah ke socmed yang lain, pun tanpa tujuan yang jelas pula. untuk mengurangi kadar keunfaedahannya, saya mulai follow akun-akun yang bisa memberikan banyak manfaat ketimbang mudharatnya, dan mulai membatasi penggunaannya, saya usahakan hanya satu jam sehari, setelah selesai bekerja. *walau kadang tak mampu. :(
2. MENONTON FILM LEWAT STREAMING- Selain menghabiskan waktu, aktivitas ini pun menghabiskan kuota. hal buruk ketika saya menonton film *contohnya yutub adalah ketika saya sudah selesai menonton satu film saya suka ketagihan ingin nonton film yang lain lagi dengan durasi yang cukup panjang. Menonton film memang saya agendakan hanya untuk dihari libur saja, namun weekend pun kadang saya banyak kerjaan, dan hal buruk nomor dua dari diri saya adalah sometimes saya mengesampingkan kewajiban saya hanya untuk menonton film.
3. TERLALU SERING BERSANTAI-apalagi kalau hari libur.
- waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
alhamdulillah, waktu yang saya habiskan untuk kegiatan di sekolah. Saya mengajar paling pagi jam 07.00 sampai 17.00 WIB diselingi waktu-waktu kosong yang bisa saya manfaatkan untuk membaca buku dan artikel, berinteraksi dengan rekan guru yang lain, dan membuka sosial media. waktu malam saya habiskan untuk beristirahat mengumpulkan stamina untuk kembali mengajar keesokan harinya.
- kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan "kandang waktu", dan patuhi cut off time.
jadwal rutin saya masukkan dari shubuh (04.30) sampai 17.00
jadwal dinamis (memperbanyak jam terbang dari jam 07.00 sampai jam 07.00 malam, setelah jam 07.00 malam kembali ke ativitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7.
jangan izinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
- setelah tahap di atas selesai anda tentukan, buatlah jadwal harian yang paling mudah anda lakukan.
waktu
|
kegiatan
|
04.30-05.00
|
bangun
tidur, sholat subuh, beres-beres rumah.
|
05.00-05.45
|
siap-siap untuk
pergi ke sekolah
|
07.00-10.00
|
mengajar
di kelas
|
10.00-10.30
|
istirahat,sholat dhuha,
bercengkrama dengan teman sejawat
|
10.30-11.45
|
mengajar
di kelas
|
11.45-13.00
|
istirahat, sholat
dzuhur, makan siang
|
13.00-15.15
|
mengajar
di kelas
|
15.15-15.45
|
istirahat, sholat
ashar
|
15.45-17.00
|
mengajar
di kelas
|
17.00
|
pulang
|
18.00-
|
sholat
magrib, baca Al-qur’an, istirahat, buka sosial media
|
19.00-20.00
|
sholat isya, baca materi untuk
keesokan harinya
|
20.00-04.00
|
tidur
|
catatan:
|
- Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik? kalau tidak, segera revisi , kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
Begitulah pembaca yang budiman cara saya belajar menjadi manager keluarga yang handal, jika melihat dari jadwal yang ada, hari-hari saya masih dipenuhi kegiatan di sekolah, namun saya akan terus mencari kegiatan penyeimbang agar saya tidak mudah stress dengan kegiatan tersebut. dan jika suatu hari nanti peran saya berubah, tentu akan banyak perubahan jadwal harian saya yang disesuaikan dengan peran baru saya. terimakasih IIP, telah membantu saya dalam membantu jadwal harian saya dan membantu saya agar lebih fokus ke hal-hal yang harus saya prioritaskan.
sampai jumpa di NHW #7
wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar