Langsung ke konten utama

EDUTRIP KE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Tahun 2011 terakhir kali saya mengunjungi museum Geologi, itu pun bukan keinginan pribadi, tapi dalam rangka kunjungan wisata yang diadakan oleh sekolah saat saya masih SMA.

Untuk mengisi waktu luang karena sedang libur bekerja, hari Rabu tanggal 21 Maret 2018, saya ajak keponakan saya untuk mengunjungi kembali Museum Geologi yang berlokasi di jalan Diponegoro no.57 Bandung. Museum ini menjadi bagian monumen sejarah yang menyajikan kisah menarik mengenai dunia geologi di Indonesia. 

Harga tiket masuk Museum Geologi Bandung

Museum yang terletak tidak jauh dari ikon Jawa Barat yakni Gedung Sate ini memiliki tarif yang super murah, hanya Rp.3000,00 untuk orang dewasa dan Rp.2000,00 untuk anak-anak. Dengan biaya Rp.5000,00 kami berdua bisa menjelajah seisi museum.

Halaman Museum Geologi Bandung

Bagian Luar Museum Geologi

Sebelum masuk ke dalam, di pelataran museum disimpan beberapa koleksi khusus berupa fosil kayu Indonesia yang berumur 3-2 juta tahun yang lalu.



Batang kayu besar ini terfosilkan dengan indah menyerupai bentuk lumba-lumba, ditemukan di Kasui, Kabupaten Waykanan, Lampung, dan masuk ke dalam famili Dipterocarpaceae.



Nah, kalau ketiga fosil kayu di atas terbentuk akibat penggantian serat kayu oleh mineral silika ketika tertimbun lapisan tanah/batuan dalam rentang waktu ribuan/jutaan tahun lalu. Ditemukan di dua lokasi berbeda, yakni di Kabupaten Lebak, Banten, dan Kabupaten Merangin, Jambi.

Sebenarnya ada beberapa koleksi lain yang disimpan di luar museum, namun karena penjelasan saya masih panjang, jadi cukup dua informasi itu saja yang saya tulis, selebihnya pembaca yang budiman bisa langsung mengunjungi museum Geologi, dijamin tidak akan kecewa!

Bagian Dalam Museum Geologi



Saat kami memasuki museum, di bagian tengah ruangan kami disambut oleh fosil Gajah Blora! Fosil ini merupakan temuan spektakuler bagi tim peneliti museum Geologi Bandung, karena sekitar 85% dari satu individu gajah ini berhasil ditemukan di tepian Bengawan Solo Purba di Jawa Tengah. Gajah berjenis kelamin jantan ini memiliki tinggi empat meter yang hidup 165.000 tahun yang lalu. Gajah yang memiliki nama ilmiah Elephas hysudrindicus ini dianggap sebagai leluhur gajah Asia yang ada di Indonesia sekarang.

Ruang Geologi Indonesia

Setelah puas mengamati fosil gajah blora, kami melanjutkan ekspedisi ke ruang Geologi Indonesia. Dari pintu masuk kami berjalan ke arah kiri, sebuah bola dunia menyambut kedatangan kami.


Di ruang Geologi Indonesia, kami melihat proses terbentuknya bumi yang dikemas dalam sebuah film pendek, karena keadaannya sangat ramai saat itu, suaranya jadi tidak terdengar jelas. Namun pembaca yang budiman jangan khawatir, soalnya tepat di samping layar film, ada juga kok penjelasan tentang asal mula bumi yang bisa kalian baca secara langsung.

Berbicara mengenai asal mula alam semesta, pasti semua setuju kalau teori yang paling terkenal mengenai ini adalah diawali dari suatu ledakan 13,7 milyar tahun yang lalu dari suatu benda yang maha padat dan maha panas sebagai akibat dari adanya reaksi inti, yes Teori Big Bang. Material yang terhempas dengan cepat menjauhi pusat ledakan, yang kemudian berevolusi menjadi berbagai bintang yang masing-masing berkelompok dalam suatu galaksi.

Nah, proses pembentukan bumi ini berkaitan erat dengan proses pembentukan alam semesta dan pembentukan tata surya. Berdasarkan teori kabut, tata surya berasal dari kabut raksasa yang terdiri dari partikel padat dan gas dengan temperatur yang sangat panas dan berputar pada porosnya. Bagian terluar dari nebula tersebut terlempar, terpisah kemudian menggumpal membentuk sejumlah planet salah satunya planet bumi.

Masih di ruangan ini, di simpan beberapa jenis sumber daya mineral Indonesia yang ditempatkan dalam sebuah display yang cantik.


Batu kecubung koleksi museum geologi Bandung



Setelah puas berada di ruang geologi Indonesia, kami beranjak ke lantai dua. Sebenarnya saya sudah tidak sabar mengajak keponakan saya untuk melihat fosil T-rex dan hewan purba lainnya yang posisinya tepat di depan ruang Geologi Indonesia, tapi saya memutuskan untuk melihatnya di penjelajahan terakhir.

Ruang Sumber Daya Geologi





Geologi Indonesia itu rumit tapi menarik. Rumit karena sumber dayanya kaya sekali, di ruangan ini saja berisi berbagai pengetahuan diantaranya mengenai sumber daya geologi, mineral logam dan non-logam, minyak dan gas bumi, batu mulia, batu bara, panas bumi, dan sumber daya air, yang saya rasa tidak cukup dipelajari hanya sekali kunjungan saja. Jadi, saya pasti akan kembali ke sini.

Ruang manfaat dan bencana Geologi

Di ruangan ini disajikan informasi tentang pemanfaatan geologi dari zaman ke zaman, mulai dari zaman prasejarah, sejarah, dan modern. Selain itu, kami juga melihat hasil dari pemanfaatannya secara langsung, seperti pada gambar-gambar di bawah ini.

Pemanfaatan geologi zaman prasejarah

Pemanfaatan geologi zaman sejarah

Pemanfaatan geologi zaman modern

Di ruangan ini terdapat informasi tentang bencana geologi seperti gempa bumi, longsor, gunung berapi, dan tsunami.
Kerusakan yang diakibatkan bencana gunung berapi

yang istimewa di ruangan ini adalah adanya simulator gempa sebagai tempat untuk memahami dan mengenal ciri-ciri gempa bumi. namun sayang, simulatornya tidak bisa digunakan karena sedang dalam proses perbaikan.

Simulator gempa

Ruang sejarah kehidupan


Ini dia ruangan yang ditunggu-tunggu, ruang tentang sejarah kehidupan. Ruangan ini terbagi menjadi 4 sudut peraga (pra kambrium dan paleozoikum, mesozoikum, kenozoikum yang terdiri dari zaman tersier dan zaman kuarter), satu sudut dunia fosil, ada sejarah kota Bandung dan peninggalan artefak dan fauna yang hidup di kota Bandung.

Stromatolit
Sebelum melihat T-rex dan fosil lainnya, kami awali dengan melihat stromatolit yang dianggap sebagai fosil tertua karena merupakan tanda awal kehidupan. Stromatolit ini merupakan struktur sedimen silikaan/karbonatan yang dibentuk oleh mikro-organisme terutama ganggang biru hijau.

Selfie bareng Ichthyosaurus
Di belakang saya merupakan fosil dari ichthyosaurus yang hidup pada zaman mesozoikum. Reptil ini hidup di laut, mirip ikan lumba-lumba, tetapi mempunyai ekor yang pipih tegak dan sangat kuat.

Halo mr. T-rex
Tyrannosaurus rex sang kadal yang sangat kejam adalah pemakan daging terbesar dan terbuas yang paling terkenal, ia mempunyai kepala sangat besar dan dengan gigi-gigi yang tajam dan panjang.









Gambar-gambar di atas adalah fosil lainnya yang terdapat di ruang sejarah kehidupan, ada fosil banteng purba, buaya purba, kerang purba, rusa purba, dan lain sebagainya.

Semakin ke dalam, ada ruangan tentang sejarah evolusi manusia, mulai dari homo erectus sampai homo sapiens. 





Sekian pemaparan sederhana mengenai ekspedisi kami di museum Geologi. Edutrip yang saya lakukan bersama keponakan kemarin bukan saja sebagai ajang rekreasi penghancur penat semata, tapi juga menambah wawasan mengenai bumi dan sejarah alam semesta. Perjalanan kali ini menambah sudut pandang saya dan memupuk semangat untuk mencari tahu hal yang belum saya ketahui. Jadi tunggu apalagi, ayo ke Bandung dan nikmati serunya wisata edukasi di Museum Geologi. Selain menyenangkan, kita juga akan belajar banyak di sini. Diantos nya! :)

***

Jam operasional
SENIN-KAMIS: 08.00-16.00
SABTU-MINGGU: 08.00-14.00
JUMAT & LIBUR NASIONAL: TUTUP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYA | KESELARASAN JAMPÉ UBAR HATÉ DENGAN HADIST NABI (tentang kuatnya doa orang yang teraniaya)

Oleh: Heni Meliyanawati Tahukah anda bahwa Desa Ciparakan yang terletak di Kecamatan  Kalipucang, Pangandaran  merupakan gudangnya ilmu  mantra ?  Di desa ini  berbagai jenis  mantra  mudah sekali ditemukan dan ternyata masyarakatnya pun masih menggunakan  mantra dalam kehidupannya sehari-hari. M ulai  dari mantra yang digunakan untuk memulai suatu pekerjaan ( Jangjawokan ), mantra untuk menyembuhkan penyakit ( Jampé ), mantra dalam urusan menguasai jiwa yang lain ( Asihan ), mantra agar memiliki kekuatan ( Ajian ), mantra agar tidak diganggu oleh bangsa jin ( Singlar ), dan mantra yang digunakan untuk keselamatan ( Rajah ). Mantra sebagai salah satu karya sastra puisi  buhun  (kuno) lahir dalam masyarakat Sunda primitif. Menurut  Hauser (dalam Faruk, 2013:12), kesusastraan zaman primitif ini terbagi menjadi dua, yakni ketika masyarakat masih dalam pola produksi sebagai masyarakat berburu, misalnya, seni cenderung m...

NHW #6 Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal | Heni Meliyanawati

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Apa kabar pembaca yang budiman? Gak kerasa ya sudah hari Minggu lagi, dan seperti biasa, di hari Minggu malam ini adalah jadwal saya untuk merampungkan Nice Homework saya untuk program matrikulasi batch 7 di Institut Ibu Profesional.  Di NHW kali ini, saya belajar tentang cara menjadi manager keluarga yang handal. Bisa dibilang NHW kali ini adalah NHW yang paling saya favoritkan, kenapa ? Karena saya menjadi tahu tugas spesifik menjadi ibu itu seperti apa, dan NHW kali ini bisa membantu saya untuk menyusun kegiatan sehari-hari agar lebih terstruktur dan bisa lebih fokus ke pekerjaan yang harus diprioritaskan, hampir mirip dengan NHW #2 ya. Namun sebelum ke bagian inti, tidak seperti biasanya, saya ingin berbagi materi yang telah disusun oleh tim matrikulasi IIP batch 7 mengenai IBU MANAGER KELUARGA HANDAL. Selamat membaca! *Motivasi Bekerja Ibu* Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu ...

SALAH ASIH

Iwal ti Pangeran, hirup kuring saha deui nu nyaho. Kamari kuring bungah asa pangbungahna saalam dunya, ayeuna kuring nyungkelit sorangan nurub diri ku batin kaleungitan. Naha ngan sajorélat? Tali asih anu ku kuring dipiharep bakal manjang geuning ngan nyésakeun bangkarakna, naha manéhna bet téga? Ninggalkeun kuring ngan ukur mekelan kasedih. Haté peupeus harepan pupus, geuning manéhna leuwih milih nu lian, rarasaan mah kurang kumaha kuring méré kanyaah keur manéhna, teu ingeteun kitu kana janjina baheula, ongkoh rék mikaasih najan loba nu leuwih, saeutik gé ceunah moal kagoda ku napsu dunya. Ras Inget kajadian saminggu kamari basa manéhna kapanggih ku kuring keur bobogohan jeung nu séjén, ku téga Amir salingkuh jeung babaturan sorangan. Mirna saruana, hianat ka kuring nu geus jadi babaturanana ti leuleutik. Hanjakal harita bet kudu ditepungkeun, niatna mah ngarah wanoh, geuning ngadon jadi mamala. Najan kuring narima basa manéhna ménta pepegatan, angger ari kasedih mah teu bisa nah...