Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Lilin Kecil di atas Sepotong Kue

Seperti biasa, di musim penghujan duka itu selalu datang. Keinginan untuk berbahagia di hari kelahiran berbanding terbalik dengan suasana yang yang selalu aku rasakan. Tak pernah ada tawa, berbangga apalagi berpesta, semua aku lewati dengan kesepian, kesedihan, penyesalan, dan harap yang selalu aku semoga kan.                                  *** Ibu, tepat di tanggal ini engkau berjuang dengan segenap jiwa, ikhlas merelakan nyawa hanya untuk melahirkan aku ke dunia. Tepat di tanggal ini pula engkau meninggalkan aku, menyisakan air mata yang mengalir deras mengiringi setiap hembusan nafas. dua puluh satu tahun yang lalu, pada keluarga, ibu memberikan kabar suka sekaligus duka. Betapa tidak, ibu yang di diagnosa tidak bisa memiliki keturunan, oleh Tuhan diberi keajaiban dengan kehadiranku di tengah penantian panjang. Dengan do'a yang selalu ibu panjatkan, terwujudlah keinginan ibu untuk memiliki permata hati yang dirindukan. Sembilan bulan ibu menahan sakit, dengan perasa

Surat untuk Dion

Demi senja yang mengantar bumi pada gelap Izinkan aku mengukir rindu pada batasnya Karena Maha Langit berkuasa atas aku dan sang pemanah asmara “Petikan puisi yang pertama kali aku tulis ketika aku mulai merasakan perasaan yang meresahkan. Ketika mulut tak sanggup berkata, di buku diary lah aku banyak bercerita.” Suara gaduh, bunyi lonceng, teriakkan, canda tawa, haru biru, selintas hadir dihadapanku, mendesakku kembali bernostalgia dengan angan yang tak pernah menjadi realita. Sepenggal kisah yang tergoreskan dalam benak, sulit hilang, semakin aku berusaha melupakan, semuanya semakin kuat bertahan dalam ingatan. Halo Dion, Aku Olly, kau ingat dengan nama legendaris itu? Nama yang disematkan orangtuaku sejak lahir yang kau kenal sejak kita sama-sama memasuki SMA. Kata orang aku ini gadis pendiam dengan beban masalah yang luar biasa, ada lagi yang menyebutkan aku ini tak seperti manusia kebanyakan, seringnya aku menyendiri membuat mereka menilai aku dengan kemauan

Maafkan aku, Ibu

"Apa yang harus dilakukan ketika kepercayaan seorang ibu sudah hilang? seperti apakah aku bersikap menghadapi kekecewaannya padaku, si anak kesayangan yang membangkang? Sedurhaka inikah kelakuanku hingga yang terjadi sekarang justru melemahkan niat untuk menjadi pribadi yang bukan dulu lagi? Kurang kah aku memberi pengertian hingga ibu sama sekali tidak mengerti?? Atau aku yang mementingkan diri sendiri hingga aku lupa bahwa di sana ada hati yang terus cemas dan mengkhawatirkan setiap langkah yang aku lewati? Tuhan, egois sekali diri ini!" -Selamat dari kecelakaan yang terjadi mengingatkan aku pada mustajabnya do'a seorang ibu. Baik sekali Tuhan masih mengabulkannya, padahal do'a tersebut hanya ditunjukan pada seorang anak yang lalai dan lupa bagaimana cara berbalas budi.- Aku ceritakan sedikit kenapa hal ini bisa terjadi, Akhir-akhir ini hubungan aku dan ibu memang tidak terlalu baik, kami sudah jarang berkomunikasi. Waktu seperti enggan mempertemukan, pun b