Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Karena Jodoh Akan Semakin Mendekat

" Aku tak pernah tahu, bagaimana jodoh akan datang kepadaku. Aku tak pernah tahu, bagaimana ia akan menjemputku. yang ku tahu, hanya lewat do'a yang membuatku merasa dekat, dengan dia, jodohku yang tak pernah ku tahu siapa dirinya." Kamu percaya bahwa jodoh adalah takdir? Iya, jodoh sepenuhnya kuasa Tuhan, ia adalah ketetapan-Nya, manusia tak ada kuasa untuk menentukan, hanya saja manusia diberi hak untuk berikhtiar, agar saling menemukan untuk menghentikan "pencarian". Jodoh adalah misteri, ia adalah teka-teki, dan tak ada satupun manusia yang mampu menjawabnya sampai pada waktu yang telah ditentukan, waktu ketika ia bertemu dengan jodohnya. Kita hanya perlu yakin bahwa Tuhan menciptakan makhluk berpasang-pasangan. Namun terkadang, sebagai manusia biasa, kita selalu dihinggapi rasa khawatir karena belum juga dipertemukan dengan jodoh, apalagi jika melihat teman-teman sebaya yang sudah bahagia karena sudah hidup berkeluarga. Padahal kita tak perlu risau

30 HARI BERCERITA | 04. Jilbab yang Salah Kaprah

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, a nak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka," yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Pembaca yang budiman, teks di atas adalah terjemahan dari firman Allah SWT yang tercantum dalam QS. Al-ahzab ayat 59. Ayat tersebut sering digunakan sebagai hujjah (argumentasi) tentang kewajiban perempuan muslimah dalam menggunakan jilbab. Jilbab adalah perkara yang sederhana, ia berfungsi sebagai penutup aurat bagi kaum Hawa. Hakikat jilbab selain untuk menutupi aurat, juga berfungsi untuk menjaga kesucian dan kehormatan perempuan muslimah dari mata para lelaki yang bukan muhrim- nya. Sejatinya, jilbab digunakan sebagai pembungkus kecantikan, yang kelak kecantikannya hanya boleh "dinikmati" oleh pasangan hidupnya yang terikat oleh janji suci pernikahan. Apabi

30 HARI BERCERITA | 03. Cinta Dunia Maya; nyata atau fatamorgana?

Pembaca yang budiman, ini cerita saya untuk hari ke-03, tapi sebelumnya saya ingin bertanya, adakah dari sahabat pembaca di sini yang pernah jatuh cinta kepada seseorang yang sama sekali belum pernah bertemu? cinta yang tumbuh karena seringnya kalian bersua di layar chatting dan menghabiskan waktu bersama hanya dengan obrolan basa-basi? Atau kalaupun kalian tidak pernah merasakan, apakah kalian percaya tentang cinta yang bersemi tanpa pernah bertatap muka? Kalau saya percaya, wah kok bisa?  Sebab bagi saya itulah uniknya cinta, ketika rasa yang berbicara, maka logika hanyalah omong kosong belaka. Oke, lanjut yaa.. Dunia maya, bisa membuat yang fatamorgana seolah menjadi nyata. Pun dalam perkara cinta. Cinta bisa diam-diam meraksuki hati dua insan yang sering bertemu bahkan di dunia yang cenderung "semu". Seringnya mereka bertukar pikiran, saling memberikan pendapat, curhat tentang kehidupannya di dunia nyata, membahas tentang masa lalu dan masa depan, yang dise

30 HARI BERCERITA | 02. Menulis itu Melatih Kejujuran

Pembaca yang budiman, sebelum saya menyentuh inti dari tulisan saya kali ini, izinkan saya untuk bercerita tentang masa kecil saya yang ternyata sedikit akrab dengan dunia tulis menulis. Beberapa waktu yang lalu saya sempat menemukan buku diary yang tergeletak begitu saja, saat saya buka, ternyata itu catatan harian saya saat saya masih anak-anak. Saya lupa tepatnya umur berapa saya mulai menuliskan semua tentang cerita hidup di buku diary itu, yang saya ingat, saya menulis di buku diary karena terinspirasi oleh film kartun Hamtaro (hamster imut nan menggemaskan) tepatnya oleh tokoh Laura (pemilik Hamtaro), yang di akhir episode dia selalu menuliskan kegiatannya di buku diary. Saat saya membaca buku diary saya, saya menemukan betapa polosnya pikiran saya. Segala macam perasaan tumpah ruah di sana, ada kesedihan karena tidak bisa ikut lomba tujuh belasan, terharu saat kakak begitu perhatian, dan kebahagiaan karena punya kegiatan rutin bersama teman-teman di kampung. Hal ter

30 HARI BERCERITA | 01. Bismillah, mulai yuk!

Assalamu'alaikum, pembaca yang budiman. Selamat pagi di hari yang cerah ini ya, selamat beraktivitas dan jangan lupa bahagia. Oh iya, untuk setiap aktivitas yang kita lakukan ada baiknya kita niatkan sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT, InsyaAllah berkah, dan semoga Allah mudahkan jalan kita semua. Aamiin. Hari ini saya akan memulai sesuatu yang sejak lama ingin saya lakukan, yakni menulis secara terus menerus tanpa ada jeda barang sehari pun. Awalnya ragu sih untuk memulai, takut gak bisa. Lah gimana saya mau nulis di blog yang mesti panjang, wong bikin caption satu paragraf aja kadang susahnya setengah mati. B elum lagi mengatur mood yang kadang bikin jengkel sendiri, hari ini semangat nulis, besoknya hmmm ga tau deh. Hehe. Eh tapi, kalau ga dimulai sekarang mau kapan lagi? Toh sejak dulu saya hanya terperangkap pada sesuatu yang berupa ketakutan saya saja. Jadi, dari pada bersembunyi dibalik kelemahan saya, lebih baik saya mulai tuk melangkah. So, let's sta

CERPEN | Tolong Ningsih!

Gambar: doc.google "Ku terjaga dalam gulita malam Cahaya berkedip, redup Tertelan pekatnya langit Lalu menghilang." *** Pagi menjelang, dari ufuk timur mentari seperti enggan bersinar, cahayanya semi tertutup oleh awan kelabu yang menggantung. Suara jangkrik terdengar riang meski dari kejauhan, gemercik air dari pesawahan samping pondok Ningsih sedikit menenangkan jiwanya yang sedang resah sedari malam. Ningsih masih terpaku, ia berdiri tegak dengan tatapan hampa. Sudah hampir tiga bulan Ningsih berada jauh dari tempat tinggalnya di Bekasi. Setelah kejadian yang membuatnya trauma, Ningsih enggan kembali pulang. Ia seperti terdampar, menjauh dari keluarga, teman dekat, bahkan pekerjaan yang terpaksa ia tinggalkan. Baru dua kali Ibunya menengok Ningsih di pondok tempat ia berada sekarang. Di usianya yang baru 18 tahun, ia harus kehilangan segalanya. Ningsih yang dulu ceria kini terlihat sering melamun, tiba-tiba meneteskan air mata, sesekali ia menjerit

REVIEW FILM | Moonlight (2016): A gay man’s journey

Sutradara: Barry Jenkins Produser: Adele Romanski, Dede Gardner, Jeremy Kleiner Produksi:  Pengarang naskah: Tarrell Alvin McCraney Aktor/aktris: Trevante Rhodes, André Holland, Janelle Monaé, Ashton Sanders, Jharrel Jerome. Produksi: A24 Plan B entertainment Durasi: 1 jam 47 menit Rilis: 2 September 2016 di Telluride dan 21 Oktober 2016 di United States Bullying, perilaku tidak menyenangkan yang membuat korban merasa lebih buruk dibandingkan orang kebanyakan. Hanya karena dia berbeda, lantas dia dijauhi, dikucilkan, hidup di bawah tekanan dan dihantui oleh kata-kata yang terlontar dari mulut jahat para pelaku bullying , lalu terpendam, yang kemudian si korban membenarkan bahwa dia adalah apa yang mereka katakan.   Tak jarang korban bullying juga menerima kekerasan fisik sebagai media pelampiasan kebencian mereka yang tidak senang dengan kehadiran korban hanya karena dia tidak seperti yang mereka inginkan. Adalah tokoh Chiron dalam film “ Moonlight ” karya

EDUTRIP KE MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Tahun 2011 terakhir kali saya mengunjungi museum Geologi, itu pun bukan keinginan pribadi, tapi dalam rangka kunjungan wisata yang diadakan oleh sekolah saat saya masih SMA. Untuk mengisi waktu luang karena sedang libur bekerja, hari Rabu tanggal 21 Maret 2018, saya ajak keponakan saya untuk mengunjungi kembali Museum Geologi yang berlokasi di jalan Diponegoro no.57 Bandung. Museum ini menjadi bagian monumen sejarah yang menyajikan kisah menarik mengenai dunia geologi di Indonesia.  Harga tiket masuk Museum Geologi Bandung Museum yang terletak tidak jauh dari ikon Jawa Barat yakni Gedung Sate ini memiliki tarif yang super murah, hanya Rp.3000,00 untuk orang dewasa dan Rp.2000,00 untuk anak-anak. Dengan biaya Rp.5000,00 kami berdua bisa menjelajah seisi museum. Halaman Museum Geologi Bandung Bagian Luar Museum Geologi Sebelum masuk ke dalam, di pelataran museum disimpan beberapa koleksi khusus berupa fosil kayu Indonesia yang berumur 3-2 juta tahun yang lalu.

REVIEW NOVEL | Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Judul: Rembulan Tenggelam di Wajahmu Pengarang: Tere Liye Penerbit: PT. Gramedia, Jakarta Tahun terbit: 2009 (cetakan ke-2) Tebal: 426 halaman " Puteri, sekarang Jakarta gerimis. Cepat sekali berubah. Kayak hati. Semoga pengertian, mau saling mengalah, saling menghargai, saling menjaga, komunikasi yang baik, dan tentu saja yang paling penting pemahaman agama yang baik menyertai kasih sayang. Biar abadi sayangnya. Tidak seperti cuaca." Jakarta, 6 Januari 2009. Prakata di halaman awal novel ini yang berupa catatan kecil di atas membuat saya tertarik untuk memulai petualangan saya menyelami kembali dunia imajinasi seorang Tere Liye, setelah sebelumnya saya dibuat terlena dengan cerita dalam Novel "Moga Bunda disayang Allah", dan "Daun yang jatuh tak pernah membenci angin". Novel ini berkisah tentang seorang pasien sekarat -pemilik kongsi bisnis terbesar- bernama Rehan Raujana (Ray) yang diberikan kesempatan untuk mendapat jawaban tentang