Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

BUDAYA | KESELARASAN JAMPÉ UBAR HATÉ DENGAN HADIST NABI (tentang kuatnya doa orang yang teraniaya)

Oleh: Heni Meliyanawati Tahukah anda bahwa Desa Ciparakan yang terletak di Kecamatan  Kalipucang, Pangandaran  merupakan gudangnya ilmu  mantra ?  Di desa ini  berbagai jenis  mantra  mudah sekali ditemukan dan ternyata masyarakatnya pun masih menggunakan  mantra dalam kehidupannya sehari-hari. M ulai  dari mantra yang digunakan untuk memulai suatu pekerjaan ( Jangjawokan ), mantra untuk menyembuhkan penyakit ( Jampé ), mantra dalam urusan menguasai jiwa yang lain ( Asihan ), mantra agar memiliki kekuatan ( Ajian ), mantra agar tidak diganggu oleh bangsa jin ( Singlar ), dan mantra yang digunakan untuk keselamatan ( Rajah ). Mantra sebagai salah satu karya sastra puisi  buhun  (kuno) lahir dalam masyarakat Sunda primitif. Menurut  Hauser (dalam Faruk, 2013:12), kesusastraan zaman primitif ini terbagi menjadi dua, yakni ketika masyarakat masih dalam pola produksi sebagai masyarakat berburu, misalnya, seni cenderung meniru alam karena berfungsi sebagai kekuatan yang secara la

SOSIAL | Dekonstruksi Gender terhadap Perempuan dalam Masyarakat Kultural

Perempuan adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dengan segala keistimewaan, dari rahimnya, terbentuk calon manusia unggul, mereka manusia para tonggak perubahan yang hadir pada tiap kurun waktu tertentu. Perempuan dilahirkan sebagai penyeimbang kehidupan, pendamping kaum Adam, melahirkan dan mendidik generasi baru untuk mencapai masa depan dunia yang gemilang. Namun perempuan seringkali dikonstruksikan sebagai makhluk sosial yang rapuh, ia dianggap tidak bisa tegak berdiri tanpa bantuan dari laki-laki. Konstruksi gender yang melekat pada pemikiran masyarakat hanya memposisikan kaum perempuan pada wilayah domestik, selazimnya perempuan hanya mengurus berbagai keperluan rumah tangga tanpa harus bersusah payah membangun karier, karena pada akhirnya perempuan akan kembali kepada tugas mengurus keperluan dapur. Keseteraan gender diperkenalkan di Indonesia lebih awal oleh R.A. Kartini, yang selanjutnya lebih digaungkan oleh para kaum feminis, sedikitnya telah membawa banyak perempuan pad

CERPEN | Temaram di Januari

Heni Meliyanawati Ku titipkan kisah pada ribuan senja, Kemilau jingga di langit Yogyakarta, Januari pertama di tahun 2015 Bagai tulisan yang kehilangan kata-kata, tak berbahasa dan jauh dari makna. Kosong dan terasa hampa, begitulah aku saat merindunya. rindu kepada ia yang tak mungkin kembali, meski ia seringkali menyelinap diantara bayang-bayang samar. Rindu yang semakin mendesak, Rindu ini untuk dia. Kini aku setuju, bahwa kedekatan dalam persahabatan yang terjalin diantara dua manusia yang berbeda, lama-lama akan menimbulkan sebuah percikan api asmara. Salahkah? Tidak terlalu. Ini hanya siklus yang terjadi akibat seringnya kita berdekatan dan berbagi “kehidupan”, sebab hanya kepada dia aku ceritakan semua resah dan bahagiaku sejak aku menjadi anak rantau yang jauh dari keluarga, tak ada lagi tempat mengeluh, hanya dia yang menggenggam erat tanganku ketika aku membutuhkan. kehadirannya yang membuatku merasa aman dan nyaman. Iya, dia sahabatku yang membuatku mengenal p