Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

30 HARI BERCERITA | 04. Jilbab yang Salah Kaprah

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, a nak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka," yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Pembaca yang budiman, teks di atas adalah terjemahan dari firman Allah SWT yang tercantum dalam QS. Al-ahzab ayat 59. Ayat tersebut sering digunakan sebagai hujjah (argumentasi) tentang kewajiban perempuan muslimah dalam menggunakan jilbab. Jilbab adalah perkara yang sederhana, ia berfungsi sebagai penutup aurat bagi kaum Hawa. Hakikat jilbab selain untuk menutupi aurat, juga berfungsi untuk menjaga kesucian dan kehormatan perempuan muslimah dari mata para lelaki yang bukan muhrim- nya. Sejatinya, jilbab digunakan sebagai pembungkus kecantikan, yang kelak kecantikannya hanya boleh "dinikmati" oleh pasangan hidupnya yang terikat oleh janji suci pernikahan. Apabi

30 HARI BERCERITA | 03. Cinta Dunia Maya; nyata atau fatamorgana?

Pembaca yang budiman, ini cerita saya untuk hari ke-03, tapi sebelumnya saya ingin bertanya, adakah dari sahabat pembaca di sini yang pernah jatuh cinta kepada seseorang yang sama sekali belum pernah bertemu? cinta yang tumbuh karena seringnya kalian bersua di layar chatting dan menghabiskan waktu bersama hanya dengan obrolan basa-basi? Atau kalaupun kalian tidak pernah merasakan, apakah kalian percaya tentang cinta yang bersemi tanpa pernah bertatap muka? Kalau saya percaya, wah kok bisa?  Sebab bagi saya itulah uniknya cinta, ketika rasa yang berbicara, maka logika hanyalah omong kosong belaka. Oke, lanjut yaa.. Dunia maya, bisa membuat yang fatamorgana seolah menjadi nyata. Pun dalam perkara cinta. Cinta bisa diam-diam meraksuki hati dua insan yang sering bertemu bahkan di dunia yang cenderung "semu". Seringnya mereka bertukar pikiran, saling memberikan pendapat, curhat tentang kehidupannya di dunia nyata, membahas tentang masa lalu dan masa depan, yang dise

30 HARI BERCERITA | 02. Menulis itu Melatih Kejujuran

Pembaca yang budiman, sebelum saya menyentuh inti dari tulisan saya kali ini, izinkan saya untuk bercerita tentang masa kecil saya yang ternyata sedikit akrab dengan dunia tulis menulis. Beberapa waktu yang lalu saya sempat menemukan buku diary yang tergeletak begitu saja, saat saya buka, ternyata itu catatan harian saya saat saya masih anak-anak. Saya lupa tepatnya umur berapa saya mulai menuliskan semua tentang cerita hidup di buku diary itu, yang saya ingat, saya menulis di buku diary karena terinspirasi oleh film kartun Hamtaro (hamster imut nan menggemaskan) tepatnya oleh tokoh Laura (pemilik Hamtaro), yang di akhir episode dia selalu menuliskan kegiatannya di buku diary. Saat saya membaca buku diary saya, saya menemukan betapa polosnya pikiran saya. Segala macam perasaan tumpah ruah di sana, ada kesedihan karena tidak bisa ikut lomba tujuh belasan, terharu saat kakak begitu perhatian, dan kebahagiaan karena punya kegiatan rutin bersama teman-teman di kampung. Hal ter

30 HARI BERCERITA | 01. Bismillah, mulai yuk!

Assalamu'alaikum, pembaca yang budiman. Selamat pagi di hari yang cerah ini ya, selamat beraktivitas dan jangan lupa bahagia. Oh iya, untuk setiap aktivitas yang kita lakukan ada baiknya kita niatkan sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT, InsyaAllah berkah, dan semoga Allah mudahkan jalan kita semua. Aamiin. Hari ini saya akan memulai sesuatu yang sejak lama ingin saya lakukan, yakni menulis secara terus menerus tanpa ada jeda barang sehari pun. Awalnya ragu sih untuk memulai, takut gak bisa. Lah gimana saya mau nulis di blog yang mesti panjang, wong bikin caption satu paragraf aja kadang susahnya setengah mati. B elum lagi mengatur mood yang kadang bikin jengkel sendiri, hari ini semangat nulis, besoknya hmmm ga tau deh. Hehe. Eh tapi, kalau ga dimulai sekarang mau kapan lagi? Toh sejak dulu saya hanya terperangkap pada sesuatu yang berupa ketakutan saya saja. Jadi, dari pada bersembunyi dibalik kelemahan saya, lebih baik saya mulai tuk melangkah. So, let's sta

CERPEN | Tolong Ningsih!

Gambar: doc.google "Ku terjaga dalam gulita malam Cahaya berkedip, redup Tertelan pekatnya langit Lalu menghilang." *** Pagi menjelang, dari ufuk timur mentari seperti enggan bersinar, cahayanya semi tertutup oleh awan kelabu yang menggantung. Suara jangkrik terdengar riang meski dari kejauhan, gemercik air dari pesawahan samping pondok Ningsih sedikit menenangkan jiwanya yang sedang resah sedari malam. Ningsih masih terpaku, ia berdiri tegak dengan tatapan hampa. Sudah hampir tiga bulan Ningsih berada jauh dari tempat tinggalnya di Bekasi. Setelah kejadian yang membuatnya trauma, Ningsih enggan kembali pulang. Ia seperti terdampar, menjauh dari keluarga, teman dekat, bahkan pekerjaan yang terpaksa ia tinggalkan. Baru dua kali Ibunya menengok Ningsih di pondok tempat ia berada sekarang. Di usianya yang baru 18 tahun, ia harus kehilangan segalanya. Ningsih yang dulu ceria kini terlihat sering melamun, tiba-tiba meneteskan air mata, sesekali ia menjerit