Langsung ke konten utama

NHW #4 Mendidik dengan Kekuatan Fitrah | Heni Meliyanawati



Assalamu’alaikum wr.wb 
 
Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar?

Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda dan calon bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah, maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.

a.    Mari kita lihat kembali Nice Homework #1, apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas kehidupan ini? atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Sejauh ini, belajar untuk terus berfikir positif masih saya tekuni, sebab bagi saya bukan hal mudah menjadi manusia positif dengan menghilangkan semua pikiran negatif yang tiba-tiba melintas begitu saja dalam pikiran saya, saya selalu berusaha untuk menekannya hingga pikiran positif saja yang saya hadirkan kepada setiap orang dan setiap keadaan. Hal inilah yang nantinya akan menjadi modal utama bagi saya untuk menjalani peran di universitas kehidupan ini, menjadi pribadi yang baik bagi keluarga  dan lingkungan dapat dimulai sejak dalam pikiran kita. Saya ingin selalu berpikir positif kepada takdir yang telah Allah tetapkan, orangtua saya, kepada keluarga saya, dan orang-orang di sekitar saya. Saya  ingin memberikan sepenuhnya kepercayaan saya kepada mereka tanpa diciderai oleh hal-hal negatif yang mungkin datang dari prasangka saya saja. 

b.    Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Ketika melihat lagi daftar checklist di NHW #2, walaupun sebagian kecil telah saya lakukan secara konsisten, tapi banyak hal yang belum saya laksanakan secara berkelanjutan. Rasa malas yang teramat sangat, membuat saya banyak mengabaikan daftar-daftar yang telah buat. Saya perlu memacu diri saya untuk lebih bertanggungjawab terhadap hal yang sudah saya buat, dan insyaAllah, kali ini saya akan konsisten untuk melakukan daftar checklist harian saya agar cita-cita saya dapat terwujud, yakni menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin.

c.    Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Q.S. Al-baqarah : 30 yang menjadi pondasi dasar saya tentang pertanyaan apa maksud Allah menciptakan saya sebagai salahsatu manusia  di muka bumi ini. diciptakannya manusia di muka bumi ini adalah menjadi sosok yang mampu mengemban amanah keadilan dalam memakmurkan bumi, ia harus mampu menjadi pemimpin, minimal pemimpin bagi dirinya sendiri yang mampu mengarahkan langkahnya menuju kehidupan yang Allah ridhoi sesuai dengan tuntunan Al-qur’an dan sunnah nabi. Menjadi pemimpin juga artinya mampu bertanggungjawab terhadap perannya yang telah Allah amanahkan.  
Saat ini, peran yang Allah amanahkan kepada saya adalah menjadi anak perempuan yang harus berbakti kepada orangtuanya, anak perempuan yang harus membahagiakan orangtuanya, anak perempuan yang harus berusaha agar tidak lagi membuat orangtuanya kecewa.
Mendengar cerita teman yang telah lama ditinggalkan kedua orangtuanya membuat saya tak ingin melewatkan kebersamaan saya bersama orangtua saya, saya selalu berusaha agar memenuhi keinginan orangtua saya, saya yang berusaha lebih sabar dan tidak terpancing emosi ketika saya mulai bersebrangan faham dengan kedua orangtua saya. Saya lebih banyak diam dan tidak membantah ketika orangtua saya menegur saya. Saya berusaha memberikan senyum terbaik  dan tidak lagi banyak mengeluh tentang pekerjaan yang memberatkan saya, saya tidak ingin membebani mereka dengan hal-hal tersebut. Cukuplah orangtua saya tahu bahwa saya bahagia dengan apa yang sedang saya jalani sekarang.
Selain ingin menjadi anak yang berbakti, sejak tahun 2017 Allah anugerahkan saya pekerjaan yang sangat menuntut keprofesionalan saya dalam bekerja, yakni menjadi guru Bahasa Sunda di lingkungan SMK. Bukan hal mudah menjalani profesi menjadi seorang guru, apalagi harus menghadapi anak-anak di usia remaja yang rasa ingin tahunya tinggi, emosinya yang labil dengan berbagai karakter yang berbeda-beda, ada yang aktif berbicara, gemar menulis, senang bercanda, pendiam, ada yang tidak bisa diajak kerjasama, ada yang rajin, ada yang sering mengandalkan temannya jika ada tugas kelompok, ada yang tertutup, ada yang senang curhat, ada yang murah senyum, ada yang jutek habis-habisan, dan berbagai karakter lainnya yang akan sangat panjang jika saya sebutkan satu persatu. Namun, walaupun saya sering merasa lelah menjalankan tugas dan kewajiban saya sebagai guru, saya bahagia ada di tengah-tengah mereka, karena bersama mereka saya bisa berbagi ilmu yang saya miliki dan semoga membawa manfaat bagi kehidupan mereka di masa sekarang dan masa yang akan datang. 
Menjadi guru menuntut saya agar selalu terlihat bahagia dan bersemangat setiap memasuki kelas, sebab suasana kelas akan terasa hangat dan menyenangkan ketika saya mengawalinya dengan penuh senyuman yang terpancar tulus dari dalam hati. Seperti ucapan guru senior saya yang mengatakan, andai kita seorang guru berat untuk tersenyum, setidaknya janganlah bermuka masam, kecut, sinis kepada siswanya, karena mereka merindukan senyuman guru dua waktu, yakni ketika mereka baru datang ke sekolah dan ketika mereka akan pulang ke rumah. Ucapan beliau yang menjadi inspirasi saya untuk melupakan sejenak masalah saya ketika saya memasuki kelas, saya harus bahagia untuk murid-murid saya, because I wanna be a professional teacher, yang mampu membuat mereka bahagia ketika belajar dengan saya.
Untuk itulah, berdasarkan curhatan saya di atas, ada beberapa poin penting yang saya rumuskan ke dalam misi hidup, bidang yang akan dikuasai, dan perannya sebagai apa. Check this out!
Misi hidup: berbagi cinta dan kebahagiaan dengan orang-orang yang ada dalam kehidupan saya terutama kepada orangtua, keluarga, dan murid-murid yang sedang saya hadapi sekarang.
Bidang yang akan dikuasai:
1.      Ilmu menjadi anak yang sholehah bagi kedua orangtuanya
2.      Menjadi guru yang professional dengan mempelajari materi sesuai kurikulum yang telah ditetapkan, dan mempelajari ilmu tentang positive self concept, self control, higher order thinking skill, communication skill, dan social skill.
Peran: guru

d.    Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

Untuk yang pertama, ilmu agar menjadi anak yang sholehah bagi kedua orangtua saya bisa saya pelajari dari kajian di majelis ilmu yang saya ikuti setiap hari Jum’at siang dan berbagai artikel yang membahas tentang hal tersebut. Yang terpenting, saya harus terus mempraktikkan apa yang telah saya ketahui, seperti hormat kepada orangtua, patuh, tidak membantah, cepat melaksanakan jika diberi perintah, tidak menunjukkan amarah kepada orangtua, tidak membangkang, dan selalu mendoakan untuk kebaikan mereka di dunia dan akhirat.
Saya percaya, menjadi istri dan ibu yang baik bisa dimulai dari bagaimana cara kita memperlakukan  orangtua kita saat masih belum menikah. Ketika kita terbiasa patuh kepada perintah orangtua dengan mengharap ridho Allah SWT, itu juga yang akan kita lakukan kepada suami sebagai bentuk kasih sayang kita kepadanya. Ketika kita terbiasa menyayangi orangtua dengan segenap ketulusan, itu juga yang akan kita berikan kepada suami dan anak kita kelak. Hal yang baik akan terus terjadi ketika kita membiasakan diri menjadi baik dari sekarang. Semangat! \\(^-^);//
Yang kedua, ilmu yang saya perlukan untuk menjalani misi berbagi cinta dan kebahagiaan kepada murid-murid saya di sekolah adalah saya harus terus mengasah dan mendalami bidang keilmuan yang ada hubungannya dengan budaya Sunda, lalu mempelajari (1) positive self concept yang berfokus kepada self awareness and confidence. Saya harus mengenali diri saya sendiri dan memiliki rasa percaya diri sebelum saya memasuki lingkungan mereka. Saya harus menerima dengan terbuka kelebihan serta kekurangan saya dan fokus pada ha-hal yang bersifat perilaku yang bisa diubah dan diperbaiki. (2) self control untuk menunda kesenangan dan lebih memilih mempersiapkan bahan ajar serta materi pembelajaran agar ketika memasuki kelas saya lebih siap dan percaya diri. Self control dalam mengelola stress dan kekhawatiran, ini ada hubungannya dengan NHW #1 yakni tetap berpikir positif dan mengabaikan kekhawatiran, sebab kekhawatiran hanya akan menghilangkan kekuatan.  (3) higher order thinking skill tentang pemecahan masalah kreatif dan empati serta proaktif. Ketika di kelas, seringkali terjadi hal-hal yang tidak terduga, untuk mengatasinya diperlukan pemecahan masalah kreatif, agar suasana kelas menjadi kondusif dan tidak banyak terganggu dengan masalah-masalah yang muncul. (4) communication skill yang ada kaitannya dengan public speaking dan mendengar aktif. Menjadi guru, bukan saja kemampuan berbicaranya yang harus dikuasai, tapi juga kemampuannya mendengar juga harus turut dikuasai, guru harus terbiasa mendengar aspirasi yang datangnya bukan saja dari rekan kerja, tapi juga dari murid di kelas. Hal tersebut akan membantu anak lebih leluasa mengeluarkan berbagai ide dan gagasan tentang suasan kelas yang mereka inginkan, agar suasana kelas terasa lebih cair dan berwarna. (5) social skill tentang kerjasama, guru dan murid harus mampu bekerjasama, mulai dari menyusun strategi untuk mencapai tujuan bersama, menempatkan murid di posisi yang tepat, memberikan tugas yang jelas kepada setiap murid, dan memberi motivasi juga reward.

e.    Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

Untuk pembuatan milestone saya akan mengambil dari salahsatu Misi Hidup saya, yakni menjadi guru profesional. Saat ini saya berusia 23 tahun 9 bulan. KM 0 saya tetapkan dari tahun ketika mengawali profesi ini (2017).
Milestone yang saya tetapkan,
KM 0 – KM 01 (2017-2019) Saya mendedikasikan 1-2 jam waktu per hari untuk mempelajari materi sebagai bahan ajar saya di kelas, membacanya, memahaminya, dan mendiskusikannya dengan rekan sesama guru. Menguasai Positive self concept, self control, higher order thinking skill, communication skill, dan social skill.
KM 01 – KM 02 (2019-2020) mempelajari ilmu seputar produktivitas dan manajerial agar (jika tahun ini menikah, aamiin) saya mampu membagi waktu dan peran di rumah maupun di luar rumah dengan baik.
KM 02 – KM 03 (2020-2022) menamatkan studi S-2 di bidang pendidikan dan keguruan

f.     Koreksi kembali checklist anda di NHW #2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Segera akan saya koreksi.

g.    Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

InsyaAllah, semoga Allah SWT memberikan saya kekuatan untuk melakukan hal-hal di atas, dan semoga konsisten! Semangat!



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYA | KESELARASAN JAMPÉ UBAR HATÉ DENGAN HADIST NABI (tentang kuatnya doa orang yang teraniaya)

Oleh: Heni Meliyanawati Tahukah anda bahwa Desa Ciparakan yang terletak di Kecamatan  Kalipucang, Pangandaran  merupakan gudangnya ilmu  mantra ?  Di desa ini  berbagai jenis  mantra  mudah sekali ditemukan dan ternyata masyarakatnya pun masih menggunakan  mantra dalam kehidupannya sehari-hari. M ulai  dari mantra yang digunakan untuk memulai suatu pekerjaan ( Jangjawokan ), mantra untuk menyembuhkan penyakit ( Jampé ), mantra dalam urusan menguasai jiwa yang lain ( Asihan ), mantra agar memiliki kekuatan ( Ajian ), mantra agar tidak diganggu oleh bangsa jin ( Singlar ), dan mantra yang digunakan untuk keselamatan ( Rajah ). Mantra sebagai salah satu karya sastra puisi  buhun  (kuno) lahir dalam masyarakat Sunda primitif. Menurut  Hauser (dalam Faruk, 2013:12), kesusastraan zaman primitif ini terbagi menjadi dua, yakni ketika masyarakat masih dalam pola produksi sebagai masyarakat berburu, misalnya, seni cenderung meniru alam karena berfungsi sebagai kekuatan yang secara la

30 HARI BERCERITA | 01. Bismillah, mulai yuk!

Assalamu'alaikum, pembaca yang budiman. Selamat pagi di hari yang cerah ini ya, selamat beraktivitas dan jangan lupa bahagia. Oh iya, untuk setiap aktivitas yang kita lakukan ada baiknya kita niatkan sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT, InsyaAllah berkah, dan semoga Allah mudahkan jalan kita semua. Aamiin. Hari ini saya akan memulai sesuatu yang sejak lama ingin saya lakukan, yakni menulis secara terus menerus tanpa ada jeda barang sehari pun. Awalnya ragu sih untuk memulai, takut gak bisa. Lah gimana saya mau nulis di blog yang mesti panjang, wong bikin caption satu paragraf aja kadang susahnya setengah mati. B elum lagi mengatur mood yang kadang bikin jengkel sendiri, hari ini semangat nulis, besoknya hmmm ga tau deh. Hehe. Eh tapi, kalau ga dimulai sekarang mau kapan lagi? Toh sejak dulu saya hanya terperangkap pada sesuatu yang berupa ketakutan saya saja. Jadi, dari pada bersembunyi dibalik kelemahan saya, lebih baik saya mulai tuk melangkah. So, let's sta

NHW #6 Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal | Heni Meliyanawati

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Apa kabar pembaca yang budiman? Gak kerasa ya sudah hari Minggu lagi, dan seperti biasa, di hari Minggu malam ini adalah jadwal saya untuk merampungkan Nice Homework saya untuk program matrikulasi batch 7 di Institut Ibu Profesional.  Di NHW kali ini, saya belajar tentang cara menjadi manager keluarga yang handal. Bisa dibilang NHW kali ini adalah NHW yang paling saya favoritkan, kenapa ? Karena saya menjadi tahu tugas spesifik menjadi ibu itu seperti apa, dan NHW kali ini bisa membantu saya untuk menyusun kegiatan sehari-hari agar lebih terstruktur dan bisa lebih fokus ke pekerjaan yang harus diprioritaskan, hampir mirip dengan NHW #2 ya. Namun sebelum ke bagian inti, tidak seperti biasanya, saya ingin berbagi materi yang telah disusun oleh tim matrikulasi IIP batch 7 mengenai IBU MANAGER KELUARGA HANDAL. Selamat membaca! *Motivasi Bekerja Ibu* Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang