Langsung ke konten utama

NHW #6 Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal | Heni Meliyanawati

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Apa kabar pembaca yang budiman? Gak kerasa ya sudah hari Minggu lagi, dan seperti biasa, di hari Minggu malam ini adalah jadwal saya untuk merampungkan Nice Homework saya untuk program matrikulasi batch 7 di Institut Ibu Profesional. 

Di NHW kali ini, saya belajar tentang cara menjadi manager keluarga yang handal. Bisa dibilang NHW kali ini adalah NHW yang paling saya favoritkan, kenapa? Karena saya menjadi tahu tugas spesifik menjadi ibu itu seperti apa, dan NHW kali ini bisa membantu saya untuk menyusun kegiatan sehari-hari agar lebih terstruktur dan bisa lebih fokus ke pekerjaan yang harus diprioritaskan, hampir mirip dengan NHW #2 ya.

Namun sebelum ke bagian inti, tidak seperti biasanya, saya ingin berbagi materi yang telah disusun oleh tim matrikulasi IIP batch 7 mengenai IBU MANAGER KELUARGA HANDAL.

Selamat membaca!

*Motivasi Bekerja Ibu*
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan ibu bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja, yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.

Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita, kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan rumah bersama anak-anak. Anda yang ibu bekerja di ranah public, tidak akan menjadikan bekerja di public itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.

Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja di rumah?


  • Apakah masih “ASAL KERJA”, menggugurkan kewajiban saja? 
  • Apakah didasari sebuah “KOMPETISI”, sehingga selalu ingin bersaing dengan keluarga lain?
  • Apakah karena “PANGGILAN HATI”, sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga.
  • Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan. 
  • Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
  • Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI”, maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa MENGELUH.
*Ibu manajer keluarga*
Peran ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita “saya manager keluarga”, kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
  • Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga. (Siapa sih yang tidak senang melihat perempuan yang bersih dan rapi apalagi wangi? Apalagi suami yang tiap hari dimanjakan oleh penampilan istrinya yang cantik, bisa jatuh cinta tiap hari dengan perasaan yang sama saat awal jumpa itu mah :D)
  • Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kerjakan baik di rumah maupun di ranah public, patuhi. 
  • Buatlah skala prioritas
  • Bangun komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.
*menangani kompleksitas tantangan*
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan, yaitu:
  • PUT FIRST THINGS FIRST
- Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami (kalau bagi saya beda lagi, berhubung saya belum berkeluarga, untuk saat ini yang utama dan pertama adalah orangtua dan anak didik saya di sekolah). 
-Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini- aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
  • ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time? –lakukan setahap demi setahap- lakukan sekarang- pantang menunda dan menumpuk pekerjaan.
  • DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga juta, ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lan patuh pada aturan anda. Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakanlagi-ditingkatkanlagi-begitu seterusnya. Karena pendidikan anak adalah dsar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

*perkembangan peran*
Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
  • Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang. 
 Maka kita perlu  meningkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi "manajer keuangan keluarga."
  • Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Namun masih sekedar menggugurkan kewajiban saja - bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak, yang akhirnya membuat kita jenuh di dapur. 
Mari kita perlu cari ilmu tentang manajer gizi keluarga dan terjadilah perubahan peran 
  • Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu-ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah. 
mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran diri kita menjadi “manajer pendidikan anak”. Anak-anakpun bisa semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal. 
  • Cari peran apalagi, tingkatkan lagi,….dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah public maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun. Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun. 

*NHW #6 Belajar menjadi manajer keluarga handal*
belajar menjadi manager keluarga yang handal adalah salahsatu cara untuk mempermudah menemukan peran hidup saya ketika nanti berkeluarga, yakni ketika mendampingi suami dan anak-anak.

namun, ada beberapa hal yang kadang mengganggu proses saya menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS. menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat saya merasa sibuk, sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri. maka saya mencoba mengikuti tahapan-tahapan berikut agar tidak lagi terfokus ke hal-hal yang kurang bermanfaat.
  • tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting.
bercermin dari rutinitas saya saat ini,  3 aktivitas yang paling penting adalah:

1. BERIBADAH MENURUT TATACARA ISLAM- saya meyakini bahwa ketenangan hidup tergantung dari seberapa dekat kita dengan Allah SWT. sebagai makhluk yang beriman kepada hari akhir, semua yang kita lakukan di dunia pasti akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, untuk itu saya berusaha sedapat mungkin agar menunaikan kewajiban saya yang ingin mendapat ridho-Nya untuk kehidupan saya di dunia dan akhirat.

2. MENGAJAR DI SEKOLAH- Allah SWT memberikan saya kesempatan untuk terus belajar melalui profesi sebagai seorang guru, dan mengajar menjadi rutinitas yang paling penting untuk saat ini. menjadi guru awalnya memang terasa berat, sampai kemudian saya terus memperbaharui niat saya dan mulai melihat ke sisi positifnya, selain bisa membersamai murid mengejar mimpi-mimpinya, menjadi guru juga saya jadikan sebagai ajang latihan agar sabar mendidik dan terus berfikir kreatif untuk menemukan cara baru dalam mengajar agar tidak bosan, hal ini akan sangat bermanfaat sekali jika kelak saya diamanahi untuk mendidik anak kandung saya sendiri.

3. SELF DEVELOPMENT (MEMBACA BUKU DAN MEMPELAJARI HAL-HAL BARU)- bagi saya membaca buku adalah aktivitas yang menyenangkan walaupun saya tidak bisa bertahan lama dalam membaca buku, apalagi kalau ada handphone di sampingnya, waahh sekali bergetar bisa langsung mengalihkan duniaku dalam sekejap :D tapi saya selalu berusaha agar terus mengupgrade diri saya melalui buku. selain buku, sumber bacaan lain yang senang saya baca adalah  artikel yang dengan mudah saya dapatkan di  mbah gugel.

untuk 3 aktivitas yang paling tidak penting dalam kehidupan saya adalah:
1. TERLALU SERING BERSELANCAR DI SOSIAL MEDIA- membuka beberapa socmed seperti IG, Facebook, dan twitter, saya jadikan sebagai cara melepas penat setelah seharian berinteraksi di dunia nyata. namun, tanpa pembatas yang jelas, seringkali saya menghabiskan waktu hanya untuk membuka satu socmed lalu pindah ke socmed yang lain, pun tanpa tujuan yang jelas pula. untuk mengurangi kadar keunfaedahannya, saya mulai follow akun-akun yang bisa memberikan banyak manfaat ketimbang mudharatnya, dan mulai membatasi penggunaannya, saya usahakan hanya satu jam sehari, setelah selesai bekerja. *walau kadang tak mampu. :(
2. MENONTON FILM LEWAT STREAMING- Selain menghabiskan waktu, aktivitas ini pun menghabiskan kuota. hal buruk ketika saya menonton film *contohnya yutub adalah ketika saya sudah selesai menonton satu film saya suka ketagihan ingin nonton film yang lain lagi dengan durasi yang cukup panjang. Menonton film memang saya agendakan hanya untuk dihari libur saja, namun weekend pun kadang saya banyak kerjaan, dan hal buruk nomor dua dari diri saya adalah sometimes saya mengesampingkan kewajiban saya hanya untuk menonton film.

3. TERLALU SERING BERSANTAI-apalagi kalau hari libur.
  • waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
alhamdulillah, waktu yang saya habiskan untuk kegiatan di sekolah. Saya mengajar paling pagi  jam 07.00 sampai 17.00 WIB diselingi waktu-waktu kosong yang bisa saya manfaatkan untuk membaca buku dan artikel, berinteraksi dengan rekan guru yang lain, dan membuka sosial media. waktu malam saya habiskan untuk beristirahat mengumpulkan stamina untuk kembali mengajar keesokan harinya.
  • kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan "kandang waktu", dan patuhi cut off time 
jadwal rutin saya masukkan dari shubuh (04.30) sampai 17.00 
jadwal dinamis (memperbanyak jam terbang dari jam 07.00 sampai jam 07.00 malam, setelah jam 07.00 malam kembali ke ativitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7.

jangan izinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda. 
  • setelah tahap di atas selesai anda tentukan, buatlah jadwal harian yang paling mudah anda lakukan.
jadwal harian. 

waktu
kegiatan
04.30-05.00
bangun tidur, sholat subuh, beres-beres rumah.
05.00-05.45
siap-siap untuk pergi ke sekolah
07.00-10.00
mengajar di kelas
10.00-10.30
istirahat,sholat dhuha, bercengkrama dengan teman sejawat
10.30-11.45
mengajar di kelas
11.45-13.00
istirahat, sholat dzuhur, makan siang
13.00-15.15
mengajar di kelas
15.15-15.45
istirahat, sholat ashar
15.45-17.00
mengajar di kelas
17.00
pulang
18.00-
sholat magrib, baca Al-qur’an, istirahat, buka sosial media
19.00-20.00
sholat isya, baca materi untuk keesokan harinya
20.00-04.00
tidur


catatan:

  •  mengajar dari hari Senin-Jumat, jam mengajar tidak setiap hari dari jam 07.00 dan berakhir jam 17.00.
  •  hari Rabu selesai lebih siang (13.00) saya manfaatkan untuk olahraga badminton bersama rekan guru yang lain.
  •  khusus hari Jum’at ada waktu pengajian di sekolah.
  •  hari Sabtu dikhususkan untuk mencuci dan setrika baju untuk satu minggu ke depan.
  • hari Minggu digunakan untuk ajang rekreasi seperti berolahraga, menonton film, bercengkrama dengan keluarga, jalan-jalan, atau sekadar istirahat di rumah.

  • Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik? kalau tidak, segera revisi , kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
 Begitulah pembaca yang budiman cara saya belajar menjadi manager keluarga yang handal, jika melihat dari jadwal yang ada, hari-hari saya masih dipenuhi kegiatan di sekolah, namun saya akan terus mencari kegiatan penyeimbang agar saya tidak mudah stress dengan kegiatan tersebut. dan jika suatu hari nanti peran saya berubah, tentu akan banyak perubahan jadwal harian saya yang disesuaikan dengan peran baru saya. terimakasih IIP, telah membantu saya dalam membantu jadwal harian saya dan membantu saya agar lebih fokus ke hal-hal yang harus saya prioritaskan.

sampai jumpa di NHW #7
wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYA | KESELARASAN JAMPÉ UBAR HATÉ DENGAN HADIST NABI (tentang kuatnya doa orang yang teraniaya)

Oleh: Heni Meliyanawati Tahukah anda bahwa Desa Ciparakan yang terletak di Kecamatan  Kalipucang, Pangandaran  merupakan gudangnya ilmu  mantra ?  Di desa ini  berbagai jenis  mantra  mudah sekali ditemukan dan ternyata masyarakatnya pun masih menggunakan  mantra dalam kehidupannya sehari-hari. M ulai  dari mantra yang digunakan untuk memulai suatu pekerjaan ( Jangjawokan ), mantra untuk menyembuhkan penyakit ( Jampé ), mantra dalam urusan menguasai jiwa yang lain ( Asihan ), mantra agar memiliki kekuatan ( Ajian ), mantra agar tidak diganggu oleh bangsa jin ( Singlar ), dan mantra yang digunakan untuk keselamatan ( Rajah ). Mantra sebagai salah satu karya sastra puisi  buhun  (kuno) lahir dalam masyarakat Sunda primitif. Menurut  Hauser (dalam Faruk, 2013:12), kesusastraan zaman primitif ini terbagi menjadi dua, yakni ketika masyarakat masih dalam pola produksi sebagai masyarakat berburu, misalnya, seni cenderung meniru alam karena berfungsi sebagai kekuatan yang secara la

30 HARI BERCERITA | 01. Bismillah, mulai yuk!

Assalamu'alaikum, pembaca yang budiman. Selamat pagi di hari yang cerah ini ya, selamat beraktivitas dan jangan lupa bahagia. Oh iya, untuk setiap aktivitas yang kita lakukan ada baiknya kita niatkan sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT, InsyaAllah berkah, dan semoga Allah mudahkan jalan kita semua. Aamiin. Hari ini saya akan memulai sesuatu yang sejak lama ingin saya lakukan, yakni menulis secara terus menerus tanpa ada jeda barang sehari pun. Awalnya ragu sih untuk memulai, takut gak bisa. Lah gimana saya mau nulis di blog yang mesti panjang, wong bikin caption satu paragraf aja kadang susahnya setengah mati. B elum lagi mengatur mood yang kadang bikin jengkel sendiri, hari ini semangat nulis, besoknya hmmm ga tau deh. Hehe. Eh tapi, kalau ga dimulai sekarang mau kapan lagi? Toh sejak dulu saya hanya terperangkap pada sesuatu yang berupa ketakutan saya saja. Jadi, dari pada bersembunyi dibalik kelemahan saya, lebih baik saya mulai tuk melangkah. So, let's sta