Langsung ke konten utama

CERPEN | Temukan Aku dalam Istikharahmu (bagian 1)



(1)

SENJA ITU...

Pagi menjelang, Aisyah termenung seorang diri. Di balik jendela ia memandang keluar, tatapannya kosong namun batinnya tak pernah hampa. Tetesan air di dedaunan sisa hujan kemarin malam berhasil merayunya untuk tetap diam dan menikmati pagi sebagai karunia Tuhan. Bagi Aisyah pagi adalah waktu dimana keajaiban selalu dimulai. Mentari naik dari terbenamnya, embun mengering dari keanggunannya, dan harapan tumbuh dari setiap makhluk untuk hari yang lebih indah dan bermakna. Dalam do'anya ia selipkan harapan agar harinya dipenuhi keberkahan dan nikmat serta karunia dari Sang Pemilik Alam.


"Allah, dalam perjuanganku, teguhkanlah aku dalam imanku. Jauhkan hawa nafsu yang selalu memperbudakku. Aku tau Engkau dekat, cukup Engkau sebagai pelindungku. Maafkan ego hamba-Mu yang tak pandai menjaga qalbu."


Tanpa Aisyah sadari, dalam do'a yang ia panjatkan, ada air mata penyesalan menetes lembut membasahi pipinya yang sedikit kemerah-merahan. Dalam kekalutannya, ia tak pernah menyangka bahwa sesuatu yang coba ia hilangkan, nyatanya kembali hadir dan menguat di bagian hati yang selalu ia waspadai.


Dua tahun ia mencoba mengubur semua kenangan kelam, berusaha melupakan cerita yang telah usai. Namun upayanya digagalkan oleh kejadian yang menimpanya dua hari yang lalu. Di senja yang sepi tepat di selasar mesjid Al-Furqan ia berpapasan dengan lelaki yang membuat hatinya menjadi tidak tenang. Walaupun ia tidak bisa mengingkari bahwa di masa lalu bersama sosok itulah Aisyah pernah bahagia, sungguh pertemuan dengannya adalah hal yang tidak pernah ia inginkan.


Perjuangan sekali baginya menghilangkan rasa terhadap Fahmi, lelaki masa lalunya, yang selama empat tahun bermuara di sanubari hati yang paling dalam. Sebelum ia mengenal Allah, hanya Fahmi lah yang menjadi tujuan dan tempat ia menggantungkan harapan. Bodoh sekali memang, tapi itulah kenyataannya. Menyesal? Sangat, namun Ia tahu masa lalunya tak bisa diubah, setidaknya ada cara agar jalan hidupnya semakin tidak berantakan.


(2)

DONGENG CINTA

Kisah Aisyah bersama Fahmi sama seperti kisah hubungan remaja lainnya. Hari-harinya hanya disibukkan dengan candaan dan romantika abg labil yang astagfirullah, selalu membuat Aisyah malu sendiri.


Bukan perkara mudah bagi Aisyah melupakan jalinan kasih yang bertahan hingga empat tahun lamanya. Kala itu umur Aisyah baru 18 tahun, berjarak satu tahun lebih muda dari Fahmi. Lucu sekali ketika Aisyah mengingat bahwa kisah mereka terjalin hanya dari peristiwa yang sederhana. Kala itu Fahmi terpesona merdunya suara nyanyian saat Aisyah pentas di sebuah mol ternama di Jakarta Utara. Padahal bukan Aisyah yang menyanyi, ia hanya lipsing menggantikan temannya yang tidak bisa pentas karena terlambat datang. Karena tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Aisyah pun rela berbohong karena tertarik dengan ketampanan Fahmi yang aduhai sangat menarik hati.


Hubungan mereka berlanjut ketika mereka saling bertukar nomor handphone. Awalnya hanya percakapan biasa, lalu mengerucut hingga mereka sering bertukar kabar. Merasa ada kecocokan, mereka berdua pun memutuskan untuk terikat dalam satu ikatan pacaran.


Long Distance Relationship mereka jalani, walau sama-sama tinggal di ibukota namun karena berbeda SMA, pertemuan pun hanya terjadi saat mereka rindu saja. Sial, rasa rindu diantara keduanya selalu menggebu bagai angin barat yang meluluhlantakkan perasaan. Tak pernah satu detikpun Aisyah tak ingat Fahmi, pertemuan dengan Fahmi bagai pesona semesta yang mengobati lara karena kerinduan.


Aisyah tak pernah menyangka dongeng cintanya bisa bertahan hingga melewati tahun ke-4. Harapannya untuk bertemu di anniversary yang kelima digagalkan karena ulah Fahmi yang tergoda wanita lain. Teganya Fahmi, ia lebih memilih wanita yang baru dikenalnya. Sontak hal tersebut membuat Aisyah sangat kecewa, janji Fahmi untuk menikahinya setelah wisuda tak akan pernah terwujud.


Sayang seribu sayang bukan, dalam kisah cintanya bukan bahagia yang didapat justru kecewa lah yang ia rasa. Rayuan maut khas lelaki tanggung yang sempat membuatnya seperti perempuan yang paling beruntung sedunia seketika itu pula diputarbalikkan hingga Aisyah merasa teramat sangat kecewa. Setelah kepercayaan dan cinta kasih ia beri dengan setulus hati, ternyata Fahmi balas dengan kebohongan hasil dari tipu daya muslihat yang terbungkus kata-kata manis. Saat Ia menyadari bahwa Fahmi menghianatinya, kekacauan mulai timbul dalam kehidupannya. Aisyah yang ceria tak pernah mau keluar kamar, ia menutup dan mengurung diri. Setiap hari ia hanya menangis dan terus menyalahkan keadaan. Aisyah tak pernah tau harus pada siapa ia mengadu, harus pada siapa ia berbagi kesedihan, ia merasa bahwa kehidupannya telah usai. Sulit baginya kembali bangkit setelah Aisyah mengalami keterpurukan.


(3)

KETIKA KASIH SAYANG ALLAH DATANG

Namun Allah tak pernah diam, dalam kenestapaannya Aisyah dibimbing untuk menyelami makna yang tersirat dalam setiap peristiwa hingga ia mampu mengambil hikmah yang terkandung dari kejadian kemarin yang hampir membuatnya bertindak sesuatu di luar batas.

Ikhlas dan sabar, Aisyah tau ini bagian dari peringatan Allah agar ia kembali pada jalan yang benar. Menduakan Allah walau hanya masalah perasaan sungguh sangat tidak dibenarkan. Dalam perjalanannya tanpa kekasih, Aisyah menemukan kembali secercah cahaya kebaikan yang menuntunnya untuk mengenal Allah lebih dalam.

Di usia yang ke 22, Aisyah mulai mencari jati diri keislamannya. Perjalanan hidup Aisyah memang tak semulus seperti yang ia harapkan, walaupun berbagai rintangan selalu hadir dalam perjalanannya menuju ketenangan, ia tak pernah putus asa karena ia tahu Allah selalu menyertainya.


Dua tahun sudah ia menyelami sesuatu yang sangat bermakna. Dipertemukannya ia dengan teman-teman sholehah adalah hal yang sangat ia syukuri. Dari mereka ia banyak belajar, walau iman terkadang naik turun, bersama mereka ia tetap tangguh berdiri di atas keridhoan Tuhan.


(4)

COBAAN ITU DATANG LAGI

Namun kali ini cobaan datang untuk menguji iman Aisyah dengan kembalinya sosok Fahmi dalam kehidupannya.

Dalam ketidaktenangannya, batin Aisyah kembali merajuk, "Siapalah aku ini, hanya orang yang lemah yang mudah sekali terperdaya kenikmatan duniawi.

Dalam proses menuju ketaatan, ragaku mungkin terjaga, tapi qalbu terkadang tak seutuhnya khusyu untuk mencintaiNya dengan sempurna."

Lalu timbul pertanyaan dalam benaknya,

"Bagaimana bisa Allah mencintaiku sedang cintaku saja selalu bermuara pada yang tidak berhak?"


Aisyah dirundung pilu, kecemasan dan kekhawatiran terus menghantuinya setelah ia sadar bahwa ia kembali terpikat dan terpedaya rayuan setan. Rasa rindu hadir menyelinap hanya karena sapaan Fahmi kala itu berhasil membuatnya tidak berdaya.


To be continue..

Komentar

  1. Mantappppp,,,, anak sastranya biar agak kelihatan... hehe

    BalasHapus
  2. Eh ada Ariii. Haloo Ari, selamat datang di blog saya 😁

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUDAYA | KESELARASAN JAMPÉ UBAR HATÉ DENGAN HADIST NABI (tentang kuatnya doa orang yang teraniaya)

Oleh: Heni Meliyanawati Tahukah anda bahwa Desa Ciparakan yang terletak di Kecamatan  Kalipucang, Pangandaran  merupakan gudangnya ilmu  mantra ?  Di desa ini  berbagai jenis  mantra  mudah sekali ditemukan dan ternyata masyarakatnya pun masih menggunakan  mantra dalam kehidupannya sehari-hari. M ulai  dari mantra yang digunakan untuk memulai suatu pekerjaan ( Jangjawokan ), mantra untuk menyembuhkan penyakit ( JampĂ© ), mantra dalam urusan menguasai jiwa yang lain ( Asihan ), mantra agar memiliki kekuatan ( Ajian ), mantra agar tidak diganggu oleh bangsa jin ( Singlar ), dan mantra yang digunakan untuk keselamatan ( Rajah ). Mantra sebagai salah satu karya sastra puisi  buhun  (kuno) lahir dalam masyarakat Sunda primitif. Menurut  Hauser (dalam Faruk, 2013:12), kesusastraan zaman primitif ini terbagi menjadi dua, yakni ketika masyarakat masih dalam pola produksi sebagai masyarakat berburu, misalnya, seni cenderung meniru alam karena berfungsi sebagai kekuatan yang secara la

30 HARI BERCERITA | 01. Bismillah, mulai yuk!

Assalamu'alaikum, pembaca yang budiman. Selamat pagi di hari yang cerah ini ya, selamat beraktivitas dan jangan lupa bahagia. Oh iya, untuk setiap aktivitas yang kita lakukan ada baiknya kita niatkan sebagai media untuk beribadah kepada Allah SWT, InsyaAllah berkah, dan semoga Allah mudahkan jalan kita semua. Aamiin. Hari ini saya akan memulai sesuatu yang sejak lama ingin saya lakukan, yakni menulis secara terus menerus tanpa ada jeda barang sehari pun. Awalnya ragu sih untuk memulai, takut gak bisa. Lah gimana saya mau nulis di blog yang mesti panjang, wong bikin caption satu paragraf aja kadang susahnya setengah mati. B elum lagi mengatur mood yang kadang bikin jengkel sendiri, hari ini semangat nulis, besoknya hmmm ga tau deh. Hehe. Eh tapi, kalau ga dimulai sekarang mau kapan lagi? Toh sejak dulu saya hanya terperangkap pada sesuatu yang berupa ketakutan saya saja. Jadi, dari pada bersembunyi dibalik kelemahan saya, lebih baik saya mulai tuk melangkah. So, let's sta

NHW #6 Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal | Heni Meliyanawati

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh Apa kabar pembaca yang budiman? Gak kerasa ya sudah hari Minggu lagi, dan seperti biasa, di hari Minggu malam ini adalah jadwal saya untuk merampungkan Nice Homework saya untuk program matrikulasi batch 7 di Institut Ibu Profesional.  Di NHW kali ini, saya belajar tentang cara menjadi manager keluarga yang handal. Bisa dibilang NHW kali ini adalah NHW yang paling saya favoritkan, kenapa ? Karena saya menjadi tahu tugas spesifik menjadi ibu itu seperti apa, dan NHW kali ini bisa membantu saya untuk menyusun kegiatan sehari-hari agar lebih terstruktur dan bisa lebih fokus ke pekerjaan yang harus diprioritaskan, hampir mirip dengan NHW #2 ya. Namun sebelum ke bagian inti, tidak seperti biasanya, saya ingin berbagi materi yang telah disusun oleh tim matrikulasi IIP batch 7 mengenai IBU MANAGER KELUARGA HANDAL. Selamat membaca! *Motivasi Bekerja Ibu* Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang